Sabtu, 31 Oktober 2009

Dari yg Asing Kembali lg jadi Orang Asing... :'(

Dulu ku kira kau hanya Orang Asing
yang tak pernah menyapaku
hingga suatu saat,
Kau jabat tanganku dan
mulai saat itu, Kita Adalah Teman

Dulu ku kira Kau Tamanku
ada di kelas yg sama
tersenyum dan menyapa diriku
menjawabku ketika aku tanya
hingga kau mampu menjadi pendengar
yg baik pada setiap curhatanku.
mulai sejak itu, Ku anggap kau SAHABATKU




     Dulu ku kira kau Sahabatku 
Penghiburku saat sedih
Penyemangat hari-hariku
Malaikat penolongku
Hingga aku menganggapmu
sebagai sHOULMATEq




Dulu ku kira kau ShoulmateQ
Tapi kau hancurkan kepercayaanQ
kau buang perhatianmu
kau buat aku benci padamu
Hingga kini, kau bukan siapa-siapa buatku
Kau hanyalah Orang Asing
Dan Aku meMbEnciMu....!!!  

Jumat, 30 Oktober 2009

MENJADI MANUSIA PEMBELAJAR




Belajar Dari Nol (Mencari Akar Permasalahan Bangsa)
Sebab utama ketersesatan pendidikan dari tingkat sekolah dasar hingga universitas, dan kemudian berlanjut ke dunia kerja, berakar pada ketidakmampuan berfikir secara lateral, kreatif dan “liar” dalam arti tidak terpolakan. Dimana sekolah dan universitas akhirnya hanya memproduksi beo-beo, seperti doktor yang menjiplak karya orang lain. Kita tidak pernah tau mengapa sekolah dan universitas tidak pernah membuat orang terbuka dan pekanuraninya. Sebenarnya tugas manusia dalam proses menjadi dirinya yang sebenarnya menerima tanggung jawab untuk menjadi pembelajar bukan hanya di gedung sekolah tetapi terlebih penting lagi dalam konteks kehidupan.

Manusia Sebagai Pembelajar
Tugas, tanggung jawab dan panggilan pertama seorang manusia adalah menjadi pembelajar sedangkan pelajaran pertama dan terutama yang perlu dipelajarinya adalah belajar menjadikan dirinya semanusia mungkin. Tugas pertama manusia sebagai pembelalajar adalah memberikan kepada kita pemahaman bahwa itulah keunikan manusia dibandingkan dengan berbagai makhluk dan ciptaan Tuhan lainnya. Khususnya dengan binatang tak ada pengajaran dan pelatihan yang dapat membuat seseorang menjadi dirinya sendiri yang ada mungkin hanyalah guru sejati, yakni mereka yang justru dengan tegas menyatakan bahwa hal itu harus dipelajari sendiri. Meski belajar menjadi diri sendiri tidak bisa diajarkan dan dilatihkan, namun karena hal itu adalah tugas, tanggung jawab dan panggilan universitas bagi semua manusia maka berbagai pengetahuan dan pengalaman tetap ada gunanya.

Visi Pembelajaran
Visi atau tujuan dari proses pembelajaran adalah memungkinkan seseorang menjadi lebih manusiawi sehingga disebut dewasa dan mandiri. Perbedaan antara kanak-kanak dan dewasa adalah kemampuan. Kemampuan terkait tiga (3) hal yaitu pengetahuan, sikap dan keterampilan. Bertumbuh menjadi dewasa dan mandiri bererti semakin bertanggung jawab atas dirinya sendiri dan menolok pemaksaan kehendak. Bertumbuh menjadi dewasa dan mandiri berarti menjadi semakain mampu menyatakan, mengaktualisasikan dan mengeluarkan potensi-potensi yang dipercayakan sang pencipta. Bertumbuh menjadi dewasa dan mandiri berarti semakin mengenal diri, semakin jujur dengan diri sendiri, semakin otentik dan menjadi semakin unik tak terbandingkan.

Pembelajaran, Pelatihan dan Pengajaran
Persoalan dasar masyarakat Indonesia adalah menyamakan antara belajar untuk hidup dengan hidup untuk belajar, atau ketidakmampuan untuk membedakan keduanya. Belajar untuk hidup berkaitan dengan visi pembelajaran. Pelatihan adalah soal manajemen yang dapat dipelajari lewat kursus manajemen konvensional. Pembelajaran atau pendidikan adalah soal kepemimpinan dan tidak ada kursusnya atau sekolah kecuali kehidupan nyata itu sendiri. Pengajaran itu menyangkut soal teori, sementara pendidik itu sepenuhnya soal potensi. Pengajaran itu soal belajar tentang sementara pendidikan adalah soal belajar menjadi.

Pembelajar, Pemimpin dan Guru
Kualitas seorang pembelajar tidak diukur dengan membandingkannya dengan pembelajar-pembelajar lainnya. Ia akan aktual diperhadapkan pada dirinya yang potensial. Pemimpin adalah mereka yang melayani kelompok dan organisasinya atau melayani karyawan, pelanggan atau konsumen, pemasok, masyarakat. Guru adalah pendamping utama kaum pembelajar, orang-orang muda dan benih-benih kehidupan masa depan, dalam proses menjadi pemimpin.

Paradigma Pembelajaran di Era Internet
Sebuah paradigma adalah seperangkat peraturan dan ketentuan tertulis atau tidak yang melakukan dua (2) hal yaitu menciptakan atau menentukan batas-batas, menjelaska pada Anda cara berperilaku di dalam batas-batas tersebut agar menjadi orang yang berhasil. Paradigma pembelajaran di era internet, prinsip-prinsip pendidikan atau pembelajaran tidak berubah. Prinsip-prinsip itu mengajarkan bahwa belajar tentang dan belajar bagaimana cara belajar dengan baik serta belajar melakukan dan belajar bagaimana hidup sendiri. Akan tetapi belajar menjadi hanya dapat dilakukan dengan melibatkan diri, mengaktualisasikan diri, dan mengeluarkan diri, melalui proses informal di masyarakat dan dal m kehidupan nyata. Internet bisa jadi menjanjikan jalan pintas untuk menjadi kaya raya, berkuasa dan menguasai informasi dan pengetahuan.

Menjadi Manusia Pembelajar
Kita memiliki kemampuan untuk mengambil inisiatif untuk menunjukkan tanggung jawab untuk setiap gagasan, kata dan tindakan kita, apapun konsekuensi yang ditimbulkannya. Tugas dan panggilan untuk menerima tanggung jawab demi menjadi diri sendiri pada esensinya sangatlah sederhana yang dibutuhkan hanyalah tiga (3) hal yaitu pengetahuan atau pengenalan diri, kemauan kuat untuk menjadi diri sendiri dan ketekunan/persistensi. Menurut Warren Bennis, empat pelajaran yang sangat penting untuk dapat memiliki pengetahuan diri :
  1. Anda adalah guru terbaik bagi diri Anda sendiri.
  2. Terimalah tanggung jawab, jangan menyalahkan siapapun.
  3. Anda dapat belajar apapun yang ingin Anda pelajari.
  4. Pengertian yang benar berasal dari pencerminan dalam pengalaman Anda.
Pembelajar belajar menjadi pemberani (courageous) dalam arti menerima perbedaan sebagai suatu kenyataan yang wajar dan manusiawi, serta pantas disyukuri dan bukan disesali, apalagi ditiadakan. Tugas panggilan pertama dan terutama bagi setiap manusia adalah belajar menjadi seseorang yang bertanggung jawab untuk hanya menjadi diri sendiri dan bukan yang lain. Itulah jalan menuju pemberdayaan, pemerdekaan dan kedaulatan diri :









Menjadi Pemimpin Sejati
Kesejatian dan integritas adalah persoalan pertama dan terutama yang perlu diperhatikan dalam soal-soal kepemimpinan. Kepemimpoinan adalah kemampuan menetapkan suatu arah yang dapat dirasakan, membuat orang-orang menyelaraskandiri kearah itu, dan memberi mereka kekuatan untuk mencapainya dengan cara apapun. (John P. Kotter)
Belakangan konsep-konsep kepemimpinan lebih bernuansa kultural, a-hierartis (tidak melulu dikaitkan dengan hierarki), dan otoritas yang bersifat relatif dan kontraktual, sehingga bisa diperdebatkan dan diganggu. Pemimpin dan kepemimpinan selalu berusaha dengan soal efektivitas, mengurus orang-orang, memberdayakan dan memerdekakan potensi orang. Seorang calon pemimpin harus kita yakini memiliki visi-misi nilai strategi hidup pribadi yang jelas. Ini menjadi pertanda bahwa ia adalah manusia pembelajar.

Menjadi Guru Bangsa
Guru adala horang yang melakukan pekerjaan dan menerima tugas dan tanggung jawab tertentu yang terutama berkaitan dengan kepentingan suatu masyarakat bangsa dan kemanusiaan universitas. Jika pemimpin sejati menciptakan batas-batas antara “kami” dan yang “bukan kami”, maka guru bangsa menembus batas-batas tersebut dengan selalu menjadikan dirinya sebagian dari “kita”.